Sejarah Singkat Ponpes Uswatun Hasanah Purwakarta

Keberhasilan Rasulullaah Saw., dalam membangun sebuah peradaban yang berpijak di atas fitrah manusia diawali dengan pendidikan. Melalui semangat wahyu pertama (iqra'), Rasulullaah saw., membaca diri, membaca keluarga, membaca masyarakat, dan membaca masa depan. Perlahan tapi pasti, beliau memimpin umatnya untuk memutarbalikkan fakta kehidupan Jahiliyah (krisis, bencana, amoral, egoisme, apatisme, dan 'ashobiyah) menjadi fakta kehidupan Islam (Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur).

Berangkat dari niat baik untuk memberikan manfaat pada umat, seorang al- Mukarom KH. Mohammad Fadli Soelaiman Syuja'i beserta saudara dan sahabatnya membentuk lembaga pendidikan Islam yang diberi nama Pondok Pesantren Islam Uswatun Hasanah.


KH. MF. Soelaiman Syuja'i selaku Pimpinan Ponpes Uswatun Hasanah Purwakarta

Kiprah dakwah melalui jalur pendidikan ini bermula dari dibentuknya Majelis Taklim Santika pada tahun 1985 yang diikuti oleh beberapa jama'ah pemuda dan pemudi setempat. Dengan berbekal keyakinan bahwa Islam memberikan jalan keluar dalam meletakkan fitrah manusia pada tiga poin, yaitu dengan jalan ishlahul aqidah, ibadah dan akhlak. Untuk mewujudkan tiga hal tersebut, perlu adanya bi'ah (lingkungan) dimana fitrah manusia dapat dengan mudah dimonitor dan dibentuk. Dan lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah yang dianggap mampu untuk memberikan bi'ah tersebut, insyaa Allaah.

Maka dakwah melalui jalur lembaga pendidikan mulai terfokuskan dengan resmi, sejak didirikan pondok pesantren yang dibangun di atas tanah wakaf dari seorang waqif Bapak H.Rd. Hasan Syuja'i Enoch pada tahun 1988. Lokasi tanah wakaf tersebut tepatnya di dusun Parungkored (yang kini berubah menjadi kampung Sukarata), Kelurahan Cipaisan -- Kabupaten Purwakarta, Jawa barat.


Program pendidikan formal pertama yang dibentuk adalah RA (Raudhatul Athfal) kemudian dilanjutkan dengan Madrasah Diniyah, dimana sistem pendidikan yang digunakan adalah sistem pendidikan/ kurikulum mandiri. Adapun kajian ilmiah yang diajarkan di Madrasah Diniyah diantaranya:

> Tafsir dan Hadist
> Fiqh, Kitab Safinatunnajah, Fathul Qorib, dan Fathul Mu'in
> Tauhid, kitab Tijanuddarory, Kifayatul 'Awam, dan Jauhar Tauhid
> Nahwu, kitab Jurumiyah, Mutammimah, dan Alfiyah.
> Shorof, Matan Bina dan Syarah Kaylani
> Manthiq, kitab Sulam Munawaroq
> Akhlak, kitab Minhajul 'Abidin, Nashoihul 'Ibad, dan Nashoihuddiniyyah.

Upaya pengurus Pondok Pesantren Islam Uswatun Hasanah dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia khususnya pendidikan Islam tidak berhenti sampai disitu. Pada tahun 1996, bersamaan dengan kepulangan santri lulusan angkatan pertama yang berhasil mengembangkan ilmunya di luar kota, memberikan angin segar kepada PonPes Islam Uswatun Hasanah yang diantaranya menghantarkan perubahan sistem pendidikan pesantren yang tradisional menuju pesantren 'Ashriyah (Modern), yakni  menekankan pada program keguruan, dengan menggabungkan kurikulum mandiri untuk materi program kepasantrenan dan kurikulum Diknas untuk program non-kepasantrenan. Hingga akhirnya PonPes Islam Uswatun Hasanah dengan seizin Allaah mampu mengembangkan sayap, khususnya di bidang pendidikan yang hingga kini mendapat sambutan positif dari kalangan masyarakat.

 


Program pendidikan yang diselenggarakan hingga saat ini diantaranya adalah:
> Kuliyyatul Mu'allimin/ Mu'allimat al-Islamiyah (KMI/KMA) merupakan program pendidikan Intensif untuk lulusan SD/MI, berijazah Negara melalui Program Wajar Dikdas
> Takhossus (TKS) untuk lulusan SMP/Mts/sederajat.




Adapun lulusannya mendapatkan legalitas berupa ijazah Negara yang sederajat dengan SMA/MA dan ijazah pondok, yang bertujuan mendidik kader dakwah, cendikiawan Muslim serta pengajar agama yang memiliki Basthotan fi al-'ilmi wa al-Jismi.
Disqus Comments